TRADISI TARIAN HADRAT DI NEGERI SEPA
Indonesia merupakan salah satu negara yang multikulturalisme dengan beragam budaya dan tradisi masing-masing daerah. Tarian Hadrat merupakan salah satu tarian tradisional khas Maluku yang bernuansa Islami yang ditampilkan dalam berbagai ritual adat atau setiap hari raya Idul Adha. Tarian ini dilakukan hampir di seluruh pelosok di Maluku. Akan tetapi, setiap daerah yang memperagakan tarian ini lantunan syair dan tariannya berbeda-beda. Namun tulisan ini hanya berfokus pada tarian Hadrat di negeri Sepa. Kampung Sepa terletak jauh di Maluku Tengah, pesisir Seram Selatan. Sepa merupakan salah satu kampung adat yang tertua di Maluku Tengah, kecamatan Amahai. Tradisi Hadrat di Kampung Sepa sudah lama dilakukan sejak dari masa ke masa dan tradisi ini memiliki nilai spritual.
Husen
Namasela mengatakan bahawa “Hadrat di Sepa ini sudah menjadi tradisi turun
temurun dari leluhur kami, hingga sekarag pun masih dijaga keasliannya dan
terus dilestarikan dari generasi ke generasi”, (dikutip dari EKSPRESI Maluku). Sampai
sekarang masyarakat Sepa masih melestarikannya sebab tradisi tersebut merupakan
turun temurun daripada leluhur. Biasanya dalam tarian ini yang terlibat adalah
para kaum lelaki yang berusia 10 tahun ke atas dan tarian ini pula sangat
menarik minat para lelaki untuk melakukannya. Para peserta Hadrat diwajibkan
untuk memakai kopiah hitam dan jaz berwarna hitam dan diiringi dengan lantunan
dzikir dan sholawat sembari
berarak-arakan bersama hewan kurban. Masyarakat Sepa,
biasanya melakukan tarian Hadrat setiap hari raya kurban selepas solat Ashar
atau pada saat hari pernikahan.